Berziarah Bersama Kristus: Visualisasi Kisah Sengsara Yesus Kristus 2025
Diperbarui: 10 May 2025
Pada tahun ini Paroki Santa Maria Blitar mengadakan ibadat jalan salib dengan memvisualisasikan kisah sengaja Yesus Kristus yang dipersembahkan oleh para kaum mudanya. Ibadat jalan salib yang divisualisasikan ini sangat istimewa dan berbeda dari sebelumnya. Lokasi yang dipilih menjadi tempat pelaksanaan yakni mulai dari Griya Hening, Gereja Stasi St. Thomas Ngadirejo, hingga di Goa Maria Sendangrejo yang merupakan salah satu tempat ziarah tahun Jubileum Keuskupan Surabaya. Ibadat ini dilaksanakan pada Jumat, 18 April 2025 mulai pukul 07.00 WIB. Ibadat jalan salib tahun ini mengusung tema "Menjadi Imam, Nabi, dan Raja" sesuai dengan naskah doa dan tema Keuskupan Surabaya.
Visualisasi ini diperankan oleh kaum muda mulai dari mulai Biak, Rekat, dan OMK dari Lingkungan dan Stasi. Total ada 45 kaum muda yang turut memerankan penokohan kisah sengsara Tuhan ini. Beberapa pemeran tersebut antara lain, tokoh Yesus diperankan oleh Jojo dari stasi Sanandayu, tokoh Maria oleh Fani dari Lingkungan St. Chatarina Laboure, tokoh Pilatus oleh Jansen dari Lingkungan St. Agnes, dan pemeran lainnya. Sutradara tim produksi ini ialah Vicky Krisna Setiawan seorang seniman muda katolik dari Lingkungan St. Rafael. Bersama semua tim produksi yang kompak, panitia menyiapkan segala sesuatu berdasarkan prinsip subsidiaritas bersama berbagai pihak. Selama kurang lebih dua bulan tim mempersiapkan diri dengan latihan untuk mempersembahkan yang terbaik.
Ibadat ini berjalan dengan penuh kekhusyukan dan perenungan. Umat yang hadir diperkirakan mencapai 300 orang dari berbagai wilayah baik warga paroki maupun peziarah lainnya. Para pemeran dengan penuh penghayatan mencoba menghadirkan suasana sengsara Kristus dengan hati, sehingga umat yang hadir dapat merefleksikan permenungan berziarah bersama Kristus menuju Kalvari.
Tidak hanya para pemeran, semua pihak diajak turut ambil bagian dalam Ibadat ini termasuk umat yang hadir, dengan ikut berdoa dan bernyanyi bersama. Sehingga keterlibatan pribadi menjadi sarana penting dalam ambil bagian penghayatan sengsara Kristus. Masyarakat sekitar dan karangtaruna Ngadirejo juga turut menghormati dan membantu ketertiban sepanjang jalur perjalanan dari Gereja stasi menuju Goa Maria Sendangrejo.Suasana komunio dan keguyuban menjadi terasa hidup dalam peziarah tersebut.
Refleksi
Tuhan Yesus Kristus memang telah menebus dosa kita seorang diri dengan memanggul salib menuju kalvari. Sejatinya Dia justru memikul beban salib itu untuk menemani dan membantu kita memikul salib dalam hidup ini. Artinya Yesus mengajarkan kita untuk berjalan bersamaNya dan sesama dengan saling berpartisipasi menuju kepadaNya. Ibadat Jalan Salib ini pun juga mengajak semua orang turut ambil bagian dalam semangat persaudaraan untuk merenungkan sengsara kasihNya. Maka Kristus mengajak kita untuk tidak berjalan sendirian dalam peziarahan ini, melainkan besama Yesus dan sesama hidup dalam persaudaraan kasih.
Tuhan memberkati, berkah Dalem.
Kembali ke Daftar Artikel