Tuhan Memanggil dan Mereka Menjawab: Rahmat Baptisan Baru di Tahun Jubelium 2025

Diperbarui: 10 May 2025

Tuhan Memanggil dan Mereka Menjawab: Rahmat Baptisan Baru di Tahun Jubelium 2025
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus..." Matius 28:19

Sakramen Baptis adalah sakramen inisiasi yang diterima seseorang untuk menjadi satu dalam persekutuan Gereja. Seseorang akan dituangi air baptis di kepala sambil diucapkan "Aku membaptis kamu dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus"*, oleh pembaptis sebagai tanda diangkat menjadi anak Allah, pembersihan dosa asal, dan menjadi anggota resmi Gereja. Sakramen ini hanya diterima sekali seumur hidup dan tidak dapat diulang. Sakramen baptis juga menandai awal perjalanan iman dan menjadi dasar untuk menerima sakramen-sakramen lainnya.


Paskah 2025 ini menjadi tahun penyelenggaraan Ilahi bagi Gereja, di mana jumlah baptisan baru menunjukkan penambahan yang luar biasa. Di Prancis, sebanyak 10.384 orang dewasa menerima sakramen baptisan, dengan prosentase peningkatan sebanyak 45% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka tersebut belum termasuk 17.800 katekumen, baik dewasa maupun anak-anak. Fenomena serupa juga terjadi di Amerika Serikat, khususnya di Keuskupan Agung Detroit dan Keuskupan Steubenville, Ohio, di mana terjadi lonjakan signifikan dalam jumlah orang yang memutuskan masuk menjadi Katolik.

Paroki Santa Maria Blitar bersukacita atas penambahan 17 anggota baru melalui Sakramen Baptis yang dilaksanakan pada Malam Vigili Paskah. Perayaan baptisan ini tersebar di tiga lokasi berbeda: 14 orang menerima baptisan di gereja paroki, 2 orang di Stasi St. Yohanes Bacem, dan 3 orang di Stasi St. Thomas Ngadirejo. Jumlah ini merupakan berkat yang menggembirakan bagi kehidupan menggereja di paroki tersebut. Pelaksanaan baptisan pada Malam Paskah memiliki makna khusus, karena sesuai dengan tradisi Gereja yang merayakan kebangkitan Kristus sekaligus kelahiran baru para katekumen. Ke-17 calon baptis telah melalui masa persiapan melalui katekumenat sebelum akhirnya menerima sakramen inisiasi ini. Kedatangan anggota baru ini menjadi tanda hidupnya Gereja lokal dan buah dari karya evangelisasi. Seluruh umat paroki diajak untuk menyambut dan mendampingi saudara-saudari baru ini dalam perjalanan iman mereka.

Peningkatan ini tidak lepas dari semangat Tahun Jubelium 2025, yang menjadi momen istimewa bagi umat Katolik untuk memperbarui iman. Banyak keuskupan melaporkan bahwa program katekumenat (pendidikan iman sebelum baptisan) diikuti dengan antusias, dengan peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari mantan atheis, protestan, hingga mereka yang sebelumnya tidak beragama. Gereja menyambut para anggota baru ini dengan sukacita dan syukur, melihatnya sebagai buah dari karya Roh Kudus dan kesaksian hidup umat beriman.

Diangkat Menjadi Anak Allah
Sakramen baptis merupakan momen ketika seseorang diangkat menjadi anak Allah secara resmi melalui rahmat Kristus sebagai bagian dari keluarga ilahi. Santo Paulus dalam suratnya menegaskan bahwa melalui baptis, kita "dilahirkan kembali oleh air dan Roh" (Yoh 3:5) sehingga menjadi "ciptaan baru" dalam Kristus (2 Kor 5:17). Sebagai anak-anak Allah, kita dipersatukan dengan Yesus, Sang Putra Tunggal, yang telah wafat dan bangkit untuk keselamatan kita. Persatuan ini menjadikan kita ahli waris Kerajaan Surga, sebagaimana dikatakan dalam Roma 8:17: "Jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, yakni ahli waris Allah dan ahli waris bersama Kristus."

Selain itu, baptisan menganugerahkan “imamat umum” kepada semua orang beriman. Ini berarti setiap orang yang dibaptis dipanggil untuk mengambil bagian dalam tiga tugas Kristus: sebagai imam, nabi, dan raja. Sebagai imam, artinya kita dipanggil untuk mempersembahkan hidup kita sebagai kurban yang berkenan kepada Allah melalui doa, karya baik, dan partisipasi dalam liturgi. Sebagai nabi, kita diutus untuk mewartakan kebenaran Kristus melalui perkataan dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara sebagai raja, kita dipanggil untuk melayani dengan rendah hati, memimpin diri sendiri dan orang lain menuju kekudusan. Sehingga kita siap untuk berziarah bersama Kristus dan mewartakan kasih Allah ditengah dunia.

Dihapuskan dari Dosa Asal
Sakramen baptis merupakan fondasi kehidupan Kristiani yang membebaskan manusia dari belenggu “dosa asal”, yakni warisan dosa yang diturunkan sejak kejatuhan Adam dan Hawa. Menurut ajaran Gereja Katolik, dosa asal bukanlah dosa pribadi yang dilakukan oleh individu, melainkan suatu kondisi manusiawi yang melemahkan hubungan manusia dengan Allah. Melalui baptisan, rahmat pengudusan diberikan, memulihkan relasi yang rusak ini dan mengembalikan manusia kepada keadaan rahmat.

Ketika seseorang dibaptis, ia dilahirkan kembali secara rohani melalui kuasa air dan Roh Kudus. Yesus sendiri menegaskan hal ini dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus: "Aku berkata kepadamu, jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah" (Yoh 3:5). Dalam ritus baptis, pencurahan air melambangkan pembersihan spiritual, di mana noda dosa asal dihapuskan, dan jiwa disucikan. Ini bukan sekadar simbol, melainkan suatu realitas ilahi yang sungguh mengubah status rohani seseorang.

Dosa asal menyebabkan manusia kehilangan kekudusan asali dan mengalami keterpisahan dari Allah. Namun, melalui baptisan, Kristus menebus dosa itu dengan pengorbanan-Nya di salib. Gereja percaya bahwa baptisan menghubungkan kita dengan misteri Paskah kematian dan kebangkitan Yesus sehingga kita pun turut mati terhadap dosa dan bangkit dalam hidup baru (Rm 6:3-4). Dengan demikian, baptisan bukan hanya menghapus dosa asal, tetapi juga menganugerahkan rahmat pengudusan yang memampukan kita untuk hidup sebagai anak-anak Allah.

Meskipun baptisan menghapus dosa asal, kecenderungan untuk berbuat dosa (concupiscence) tetap ada. Namun, Gereja mengajarkan bahwa dengan rahmat baptisan, manusia diberi kekuatan untuk melawan dosa dan bertumbuh dalam kekudusan. Inilah mengapa baptisan disebut sebagai "pintu gerbang sakramen-sakramen lain", karena ia membuka jalan untuk menerima rahmat melalui Ekaristi, Penguatan, dan sakramen lainnya.


Menjadi Anggota sah Gereja
Sakramen baptis merupakan pintu masuk menjadi anggota penuh Gereja Katolik. Melalui pembaptisan, seseorang secara resmi dimasukkan ke dalam persekutuan umat beriman dan menjadi bagian dari Tubuh Mistik Kristus. Hal ini juga menandakan orang yang telah dibaptis menjadi satu persekutuan Gereja universal baik yang sedang berziarah di dunia, dalam masa penantian, dan yang telah mulai di Surga. Gereja mengakui baptisan sebagai meterai yang tidak terhapuskan, menjadikan penerimanya anak Allah yang sah dan pewaris Kerajaan Surga. Sakramen ini mengikat yang dibaptis dalam persatuan dengan seluruh Gereja - baik yang masih berziarah di dunia, yang sedang dimurnikan di api penyucian, maupun yang sudah mulia di surga. Dengan demikian, baptisan bukan hanya peristiwa personal tetapi juga eklesial, menjadikan seseorang bagian dari keluarga Allah yang universal.


Refleksi
Sakramen baptis menjadi pintu rahmat pertama yang membuka jalan bagi setiap orang untuk memulai perjalanan iman bersama Kristus. Melalui pembaptisan, kita tidak hanya dibersihkan dari dosa, tetapi juga dimampukan untuk hidup dalam iman, harapan, dan kasih. Baptisan mengingatkan kita akan panggilan untuk tetap teguh dalam iman, sekalipun menghadapi tantangan dunia.

Bagi para baptisan baru, momen ini menjadi awal perjalanan rohani yang penuh rahmat. Bagi kita yang sudah lama dibaptis, perayaan malam Vigili bersama baptisan baru menjadi kesempatan untuk memperbarui komitmen iman, memperdalam relasi dengan Tuhan, dan mewujudkan kasih dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai umat beriman, kita dipanggil untuk terus memperkuat fondasi iman, berziarah dalam harapan akan janji keselamatan, dan menebarkan kasih kepada sesama.

Proficiat bagi para baptisan baru, semoga mereka bertumbuh dalam iman. Dan bagi kita semua, semoga baptisan menginspirasi hidup yang semakin berkenan kepada Tuhan.
Tuhan memberkati, berkah Dalem
Kembali ke Daftar Artikel